a Moment

Wednesday, February 13, 2013

Momen bersama keluarga jauh lebih nikmat..

“VALENTINE DAY” BUKAN BUDAYA KITA, TAPI…

Oleh : Samsul Maarif

Ada peristiwa budaya yang paradoks atau meminjam istilah Paricia Abudience dan John Naisbit, paradoxical cultural, yang dilakukan oleh remaja ABG (Anak Baru Gede) perkotaan yakni “ritus” valentine day (selanjutnya disebut VD) atau perayaan hari kasih sayang yang jatuh tiap tanggal 14 Februari. Belakangan, seiring dengan pengaruh perkembangan teknologi, ritus ini pun mulai digandrungi remaja pinggiran kota bahkan mulai digandrungi remaja belasan tahun yang tinggal di pedesaan.

Indahnya Kenangan


     Tak ingin lagi ku tulis tentangmu
tak ingin lagi ku lukis bayangmu
tak ingin lagi menangis menderu
mengenang jauh, pergi, hilangmu

Masa Lalu


-          Aku tau masa itu sangat indah
Tapi sudah berlalu
Aku telah melewatinya
Langkahku kian menjauh
Rasanya tak mungkin ku kembali

Kisahnya sudah usai
Bukunya tertutup terkunci,
Takkan kubuka lagi
Pena ini kugunakan menulis kisah lain dibuku lain
Segala kenangan biarlah terhenti
Aku berlari mengejar mimpi
Hadirkan suasana baru dengan cita rasa yang baru

Beragama Jangan Terlalu Serius



       Bermula dari tulisan status saya, “beragama itu jangan serius-serius”, tiba tiba muncul orang yang merasa paling “serius” dalam beragama dan menegur saya. Tulisan ini adalah serpihan-serpihan pendapat saya yang dikumpulkan dari diskusi dan perdebatan tersebut. Menurut dia, berhati-hati membicarakan agama, karena ini berkaitan dengan hubungan antara kamu dan Tuhan. Jika tidak serius dalam beragama, akibatnya shalat dilaksankan maksiat jalan terus.
        Maksud saya beragama jangan terlalu “serius” bukan berarti main-main. Tak serius berarti “santai” dan “nyaman” dalam beragama. Saya melihat banyak orang yang merasa paling tahu dan paling benar dalam memahami dan menafsiri agama, akibatnya arogan dan sok punya otoritas. Biasanya, orang seperti ini tidak mau melihat dan mengakui “kebenaran” orang atau pihak lain.

 
 
 
 
Copyright © Simplicity